Kamis, 13 Januari 2011

me Family



Dusun Kiyudan Selomartani Kalasan Sleman DI. Yogyakarta

Peta Dusun Kiyudan : silahkan lihat disini :  
http://www.wikimapia.org/#lat=-7.7125226&lon=110.465405&z=17&l=54&m=b
Dusun Kiyudan dilihat dari langit 

Dusun Kiyudan terletak di wilayah paling ujung utara Desa Selomartani Kecamatan Kalasan di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Dusun ini merupakan dusun sabuk inten dimana Dusun Kiyudan ini dikelilngi hamparan hijau persawahan yang sebagian besar dimiliki penduduknya. 
Penduduk dusun ini kurang lebih 500 jiwa dan sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dengan sampingan berternak sapi, kambing dan bebek.
Perikanan juga berkembang di daerah ini karena didukung kondisi alam dan pengairan yang memadai.
   
Di dusun ini pula terdapat Pondok Pesantren "Irsadul Anam" Kiyudan, yang dulu di asuh oleh seorang kyai tersohor yaitu Alm Simbah Kyai Hj. BARMAWI. Pondok Pesantren ini sekarang diasuh oleh putra2 Alm Mbah Ky. Hj. Barmawai diantaranya Ky. Tamim Barmawi, Ky. Bahaudin, Ky. H. Ichsanudin, Ky. Nurudin, Ky. Fahrudin, dibantu oleh mantan2 santri.

Banyak hal yang perlu dibenahi dari kondisi dusun ini dari sisi pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja penduduknya terutama generasi mudanya.

Masyarakat Pedukuhan Kiyudan tua muda lakilaki perempuan 
dalam berbagai aktifitas pertanian, perikanan dll :

 Mas Khadik sedang membajak sawah dengan traktor

 Mas Khadik Operator Traktor, Mas Ali Mas'Ut mencangkul


Mas Ali Mas'Ut mencangkul
 Kang Ribut
 Mbah Mursad


 Mbah Jarkasi memanen padi
Mbah Jarkasi memanen padi : " ayo dho mrene aku diewangi"

 Yu Jarjilah memetik padi 
 Yu Jarjilah : "Lumayan"
 Yu Jarjilah : " Wah karungnya dah penuh penuh "
Bu Ning : neng sawah kok nganggo helm












Pak Romadho alias Mandon  : Babad damen





Mananam cabai

 Mbah Purwo Sardi 
 Mas Ismael


 Mas Ismail dan tanaman Cabainya


Ini Adalah Bp Fadlan alias Pak Ilon alis Dios 
dalam foto sedang memanen ikan 



  
 beliau juga ahli dalam bidang perikanan.

 dalam foto : Gus Fah sedang berkegiatan di kolam ikannya. 








 

 



Pak Haryadi dan benih tembakaunya :


 Pak Kentok : Membantu tetangga "Blandong kayu" 


Hamparan sawah pedesaan "Kiyudan place"

Little girl, and rice plants .......

 Smiling little girl in the middle of rice fields 

Litle girl and petani mentimun .....    

Pemandangan hamparan sawah dan gunung Merapi di sebelah timur dusun Kiyudan  

MONUMEN PLATARAN


MonumenPlataran : Adalah Monunen Perjuangan Taruna AKMIL (Akademi Militer)
Terletak di Dusun Plataran Kiyudan, Selomartani Kalasan Sleman

Monumen ini dibangun pada tahun 1982 sebagai tugu peringatan perjuangan TNI (AKMIL) bersama rakyat dalam perang melawan penjajah Belanda, juga merupakan bukti sejarah perjuangan para shuhada/pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga dan harta demi menegakkan berdirinya NKRI. 
Di tempat ini telah terjadi  pertempuran dan perlawanan sengit TNI bersama rakyat melawan kompeni2 penjajah hingga terjadinya peristiwa kebiadaban yaitu disembelihnya/dipenggalnya kepala seorang komandan TNI bernama Letnan Husein.
Menurut cerita simbah2 pada saat itu tentara kompeni Belanda menyerbu daerah ini untuk mencari dan mengajar seorang komandan tentara berna Letnan Komarudin yang terkenal ampuh sakti mandra guna tidak mempan pedang dan peluru senapan belanda, karena konon Komarudin ini mempunyai aji2 yang dinamai "Lembu Sekilan", yang rumahnya di Macanan letaknya sebelah utara daerah Palataran kr2 1 km. 
Ketika tentara kompeni sampai di Plataran dan terjadilah pertempuran sengit melawan TNI, pada saat itu tertangkaplah seorang tentara TNI bernama Husein dan oleh tentara2 Belanda dikira Komarudin, maka dipenggalah kepala Husein untuk dilaporkan dan sebagai bukti pada pimpinan tentara Belanda Bahwa Komarudin telah ditangkap dan dipenggal kepalanya.
Begitulah sekilas ceritanya.
Sebagai simbul2 sejarah perjuangan hendaknya Monumen Plataran dipelihara dan dirawat sehingga akan menjadi peringatan dan pengertian pada generasi muda bahwa negeri NKRI ini tidak hanya ada begitu saja tapi NKRI ada melalui perjuangan mengalirnya darah dan hilangnya nyawa para pahlawan.
Tapi sekarang Monumen ini kelihatan kurang terawat. Rumah joglo yang rusak, kaca pecah, tembok dicorat coret dan atap juga rusak bolong, kamar mandi/WC sudah tidak layak. Pagar keliling  ada yang ambruk  dan bolong, rumput dan semak tumbuh disana sini dan banyak coretan di tembok, ironisnya lagi di area Monumen ini dijadikan tempat kongkow2 muda mudi yang asyik berpacaran ... wadoooh. .... ini salah siapa !!!!!